Cari Blog Ini

Senin, 27 Mei 2019

tugas 2 PBA

TUGAS KE II
E-LEARNING DAN PENGEMBANGANNYA




DISUSUN OLEH

KELOMPOK 6

1.      PRAHARA RESTU PAUZI           : 16723039
2.      AULIA SEPTIANA                        : 16723005

DOSEN PENGAMPU : KHUSNATUL AMALIA, M.KOM


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEMESTER V (LIMA)
KAMPUS  C



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP NURUL HUDA)
2019/2020



KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat rohmat dan hidayah-Nya lah makalah ini dapat diselesaikan pada waktunya.
Adapun penyusunan makalah ini yang berjudul E-LEARNING DAN PENGEMBANGANNYA”, bertujuan untuk memenuhi syarat menunaikan tugas mata kuliah “PBA Berbasis Web”. Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami memohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dan membangun untuk menjadikan ini lebih sempurna. Semoga ini bisa dapat bermanfaat bagi semua.



Daftar isi
Kata Pengantar .................................................................................................... 2
BAB I Pendahuluan
1     Latar Belakang ......................................................................................... 4
      Rumusan Masalah .................................................................................... 4
     Tujuan ....................................................................................................... 5

BAB II Pembahasan
      Pengertian E-learning............................................................................... 6
      Sejarah dan pengembangan E-learning.................................................. 7
     Mekanisme E-learning ……………………………................................. 9
 DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 10

4      
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Aspek yang sangat krusial pada saat ini adalah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang perlu dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Ada kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat di akses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun, teknologi tetap akan memperlebar jurang antara di kaya dan si miskin. Tony Bates (1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi.
Pembelajaran e-learning fokus utamanya adalah peserta didik. Peserta didik dapat mandiri dan bertanggung jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran e-learning menuntut peserta didik memainkan peranan yang lebih aktif, membuat rencana dan mencari bahan dengan usaha, dan inisiatif sendiri. E-learning memungkinkan pembelajaran dilaksanakan dengan lebih bermakna. Peserta didik dapat memilih waktu, substansi materi dan berpeluang belajar berulang kali sehingga tingkat pemahaman dapat dicapai. Bahan perkuliahan dan pembelajaran e-learning yang dirancang menggunakan ciri-ciri multimedia sehingga penyampaian materi perkuliahan secara bermakna, berkesan, menarik, dan mudah dipahami.
Terkait dengan masalah tersebut, sudah seharusnya guru zaman sekarang ini mulai memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Dengan pembelajaran seperti ini diharapkan pengetahuan guru maupun siswa akan berkembang. Selain itu guru maupun siswa juga akan terbiasa mengoperasikan perangkat komputer tersebut, sehingga tidak ada lagi istilah guru gaptek (Gagap Teknologi) maupun siswa gaptek.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian E-learning?
2.     Bagaimana Sejarah dan Perkembangan E-learning?
3.   Bagaimana Mekanisme E-learning?
C. tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa itu E-learning.
2. Untuk Mengetahui Sejarah Dan Perkembangan E-learning.
3. Untuk Memahami Mekanisme E-learning.



BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian E-learning

Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan berupa website yang dapat diakses di mana saja. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Pengertian E-Learning Menurut Para Ahli
Berikut adalah beberapa ahli yang mendefinisikan pengertian E-Learning, antara lain :
Darin E. Hartley [Hartley, 2001]

E-Learning adalah suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.
Dong (dalam Kamarga, 2002)

Pengertian E-learning menurut Dong adalah E-Learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
Jaya Kumar C. Koran (2002)

Menurutnya, E-learning adalah sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001]

E-Learning merupakan sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.
Rosenberg (2001)

E-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
Karakteristik E-learning

Ada dua macam karakteristik yang di kemukakan oleh Rosenberg dan Nuesalam. Berikut ini adalah karakteristiknya.
Karakteristik E-Learning Menurut Rosenberg (2001)

Menurut Rosenberg, karakteristik E-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing (membagikan) pembelajaran dan informasi.
Karakteristik E-learning Menurut Nursalam (2008:135)

Berikut adalah karakteristik e-learning menurut Nursalam, yaitu :

· Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.

· Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)

· Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja.

· Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.


2. Sejarah dan Perkembangan E-learning
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:

(1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi. 

(2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal. 

(3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak, dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.

(4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.

Slogan yang selalu diangkat dalam penerapan e-learning, yaitu “Content is King, Conversation is Queen”. Sudah sepantasnya bagi Penggiat e-learning, untuk selalu berusaha menyajikan konten yang bisa diterima dengan baik, bisa diakses dengan mudah, dan bisa diiikuti dengan menyenangkan. 

SDM suatu perusahaan/institusi harus mempunyai pola pikir bahwa e-learning menjadi kebutuhan perusahaan/institusi untuk mencapai visi dan misi perusahaan/institusi itu sendiri, sehingga e-learning harus dilakukan. Cara pandang ini tentunya membawa konsekuensi dan menuntut adanya perubahan, diantaranya adalah perubahan budaya kerja di perusahaan/institusi tersebut. Dalam hal ini manajemen SDM sebagai pengelola SDM yang ada tentunya akan membuat kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan untuk menjalankan e-learning di perusahaan/institusi tersebut.

Plus Minus E-learning: Seperti Sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.

Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer.

Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah : 
melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir 
mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya 
mengontrol kegiatan belajar peserta didik. 

Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.

3.Skema Riset E-Learning

NO
Modul Sistem
Deskripsi
Computing Approach
1
Modul Penjadwalan
Modul ini akan melakukan penjadwalan perkuliahan secara terstruktur sesuai dengan sistem akademik universitas, dan apabila terjadi perubahan dari dosen yang mengajar mata kuliah yang bersangkutan pada modul ini akan mengirim pesan berupa notifikasi pada setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang bersangkutan.
Algoritma Genetika
2
Modul E-Journal + E-arsip
Modul ini akan melakukan proses pengarsipan dan upload jurnal-jurnal fakultas. Pada modul ini mampu melakukan penghancuran sesuai denhgan masa yang ditentukan oleh Universitas.
Vector Space Model
3
Modul Tracer Study
Modul ini digunakan untuk melakukan rekam jejak alumni.
-
4
Modul TADJ (TugasAkhir Dalam Jaringan)
Modul ini digunakan untuk melakukan pendaftaran data mahasiswa-mahasiswa yang mengambil tugas akhir, dan pada modul ini digunakan untuk melakukan bimbingan tugas akhir secara online.
MVC (Model View Controller)

    

DAFTAR PUSTAKA

Alters, Brian J. (1997). Whose Nature of Science. Journal of Research in Science Teaching. Vol. 34 No.1, 39 – 55
Anderson, L. W., Ryan, D. W, and Shapiro, B. (1989). The E A Classroom Environment Study. Oxford: Pergamont Press.
Attwell, G. (2004). How can ICT support learning leading to knowledge development.
BAPPENAS. (1999). Analisis Stakeholder Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Bappenas.

https://drive.google.com/open?id=1RdStlyd8908pCCwxXcs-BX3P3u6jLxDu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar