Cari Blog Ini

Kamis, 17 Januari 2019

proposal kuantitatif PAI



PROPOSAL KUANTITATIF
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA N 11 OKU TAHUN PELAJARAN 2018-2019

DOSEN PENGAMPU: MARLINA MUSLIKH, M.Pd.I


stkip.jpg




PROPOSAL
OLEH:
PRAHARA RESTU PAUZI
NIM: 16723039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
NURUL HUDA SUKARAJA

TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Pendidikan Indonesia dirancang untuk bersaing secara langsung dengan dunia Internasional.Indonesia yang notabene adalah sebagai Negara berkembang, dituntut pula untuk kemudian mampu secara Internasional bersaing dan bersanding secara kualitas. Menurut Parawansa, Siskandar dan Suyanto dalam Kartika bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah tingkat kompetisi dan relevansinya. Laporan United Nation Development Program (UNDP) tahun 2005 mengungkapkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menempati posisi ke-100 dari 117 negara.
Dari data di atas menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal di bandingkan Negara-negara lain bahkan di Negara-negara Asia Tenggara.
Terkait dengan dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik.Prestasi belajar merupakan tolak ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama. Belajar yang tidak memperoleh dukungan baik dalam individu maupun dari luar individu maka belajar akan mengalami hambatan, tentunya akan mempengaruhi hasil prestasi seseorang.
Semua siswa, orang tua dan guru sebagai pengajar menginginkan tercapainya prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar. Namun kenyataannya tidak semua siswa mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa yang mendapatkan prestasi belajar yang rendah.
Kondisi tersebut pun dialami oleh siswa-siswi di SMA N 11 OKU bahwa prestasi belajar yang didapatkan bisa dikatakan rendah khususnya pada mata pelajaran yang mencakup PAI, hal tersebut bisa diketahui dari nilai-nilai UTS yang kurang dari standar KKM.Rendahnya prestasi belajar di SMA N 11 OKU bisa sajadipengaruhi oleh kurangnyaminat siswa, motivasi, disiplin diri, semangat, serta kurangnya perhatian baik dari guru maupun dari orang tua.Hasil ini diperoleh dari observasi (pengamatan) pada nilai UTS semester ganjil.
Sedangkan Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a.         Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern terdiri dari:
1.        Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)
2.        Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan)
3.        Faktor kelelahan
b.         Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:
1.        Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan).
2.        Faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar belajar di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah).
3.       Faktor masyarakat (kegiatan  siswa dalam masyarakat, massa media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut, maka dalam penelitian ini yang hendak dicari hubungan dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar di SMA N 11 OKU adalah motivasi dan kedisiplinan siswa.
Motivasi adalah “serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu”. Terkadang suatu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi). Motivasi dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan dengan konsep-konsep yang lain seperti minat, konsep diri dan sebagainya. Sehingga dapat mempengaruhi siswa yangdapat membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang dimungkinkan untuk ditampilkan oleh para siswa.
Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Di mana hal ini pernah dilakukan penelitian oleh Anshori Aminmengenai hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas II di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Wahid Hasyim Malang, dengan diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Untuk itu bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi yang tepat. Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil dalam membangkitkan motivasi siswa.
Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat belajar mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana yang dikatakan oleh Sardiman dalam Rahman bahwa : "Dalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai."
Variabel lain yang secara teoritik dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah kedisiplinan siswa. Disiplin siswa adalah sikap patuh siswa yang tergabung dalam suatu sekolah terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan secara sadar sehingga tercipta ketertiban di sekolah. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan, mengawasi, dan membatasi atau mengendalikan perilaku siswa agar kegiatan belajar di kelas dan lingkungan sekolah berjalan lancar dan efektif.
Seorang siswa perlu memiliki sikap disiplin diri dengan melakukan latihan yang memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi daya kendali diri. Sikap disiplin yang timbul dari kesadarannya sendiri akan dapat lebih memacu dan tahan lama dibandingkan dengan sikap disiplin yang timbul karena adanya pengawasan dari orang lain.
Motivasi dan disiplin belajar siswa sangat berperan dalam prestasi belajar, dengan motivasi dan disiplin belajar inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi dan disipin itu pula kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi dan disiplin yang kuat dan jelas akan tekun dan berhasil dalam belajarnya. Tingginya motivasi dan disiplin dalam belajarakan berhubungan dengan tingginya prestasi siswa.Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Avif Roy Rahmanmengenai pengaruh motivasi, lingkungan dan disiplin terhadap prestasi belajar siswa pada jurusan teknik audio video SMK Negeri 3 Yogyakarta, dari penelitian tersebut diperoleh bahwa variabel motivasi, lingkungan dan disiplin secara bersama-sama berpengaruh positif yang signifikan terhadap prestasi belajar.
Selama ini kedisiplinan yang dilakukan oleh siswa SMA N 11 OKU di lingkungan sekolah terbilang kurang. Hal ini terjadi karena terbukti masih banyaknya siswa-siswi yang melanggar aturan dan tata tertib sekolah atau dengan kata lain mereka kurang disiplin dalam belajar. Seperti terlambat datang masuk kelas, tidak mengerjakan tugas dari guru, tidak masuk sekolah tanpa keterangan dan lain sebagainya. Ketidakdisiplinan tersebut oleh pihak sekolah ditindak lanjuti dengan pemberian hukuman dengan harapan siswa dapat menyadari akan kesalahannya dan tidak akan mengulanginya lagi. Dengan demikian, proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah dapat berjalan lebih efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Untuk itulah kedisiplinan dan motivasi sangat diperlukan bagipeserta didik dalam usaha meningkatkan suatu kehidupan yang teratur, dan meningkatkan prestasi belajar, sehingga kegiatan mereka akan membawa pada suatu kesuksesan.
Berdasarkan uraian di atas maka penting dan menarik untuk dilakukan penelitian korelasional dalam rangka membuktikan kebenaran teoritik tersebut. Penelitian ini mengambil judul: “Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Siswa terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SMA N 11 OKU Tahun Pelajaran 2018-2019”.  

B.       Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.         Adakah pengaruh motivasi siswa terhadap prestasi belajar PAI di SMA N 11 OKU Tahun Pelajaran 2018-2019?
2.         Adakah pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar PAI di SMA N 11 OKU Tahun pelajaran 2018-2019?
3.         Adakah pengaruh motivasi dan kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar PAI di SMA N 11 OKU Tahun Pelajaran 2018-2019?

C.      Tujuan Penelitian
Setelah rumusan masalah ditentukan, maka tujuan yang hendak dicapai antara lain untuk mengetahui:
1.        Pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar PAI di SMA N 11 OKU Tahun Pelajaran 2018-2019.
2.        Pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar PAI di SMA N 11 OKU Tahun Pelajaran 2018-2019.
3.         Pengaruh motivasi belajar dan kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar PAI di SMA N 11 OKU Tahun Pelajaran 2018-2019.

D.      Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Maka, pada penelitian ini penulis merumuskan hipotesis-hipotesis sebagai berikut:
1.         Ada pengaruh yang signifikanmotivasi belajar siswaterhadapprestasi belajar PAI di SMA N 11 OKU Tahun Pelajaran 2018-2019.
2.        Ada pengaruh yang signifikankedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar PAI di SMA N 11 OKU Tahun Pelajaran 2018-2019.
3.         Ada pengaruh yang signifikanmotivasi belajar siswa dan kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar PAI di SMA N 11 OKU Tahun Pelajaran 2018-2019.

E.       Kegunaan Penelitian
Selain tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti, terdapat pula beberapa kegunaan dalam penelitian ini, antara lain:
1.    Secara Teoritis
a.    Diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan khususnya dalam Pendidikan Agama Islam sesuai dengan kaidah dan prosedur ilmiah.
b.    Dapat digunakan bagi para peneliti sebagai pertimbangan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh motivasi dan disiplin siswa terhadap prestasi belajar siswa.
c.    Sebagai bahan referensi bagi guru atau civitas akademika yang lain.
2.    Secara Praktis
a.    Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah untuk menjadi sekolah yang berkualitas dan mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain baik di dalam maupun di luar negeri.
b.    Sebagai masukan dan dorongan penyemangat bagi semua guru selaku pendidik untuk terus memotivasi siswa dalam belajar agar anak didiknya menjadi lebih berkualitas.
c.    Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan dan wacana tentang pentingnya motivasi dan disiplin siswa terhadap prestasi belajar PAI.

F.       Ruang Lingkup Penelitian
1.        Penelitian iniakan dilaksanakan di SMA N 11 OKU.
2.        Kegiatan penelitian ini dijadwalkan selama enam bulan, yaitu pada bulan Aprilsd Oktober 2015. Durasi waktu tersebut digunakan sejak mulai pra-research yang mencakup pembuatan proposal sampai dengan final research yaitu pembuatan laporan akhir.
3.        Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu motivasi siswa (X1) sebagai variabel bebas, kedisiplinan siswa (X2) sebagai variabel bebas, dan prestasi belajar PAI (Y) sebagai variabel terikat.
4.        Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengungkap ada atau tidak adanya pengaruh motivasi dan kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar PAI di SMA N 11 OKU.

G.      Defenisi Operasional Variabel Penelitian
1.        Variabel Motivasi
Menurut Sabri motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.
Adapun indikator-indikator motivasi belajar antara lain:
1.       Cita-cita atau aspirasi siswa
2.       Kemampuan siswa
3.       Kondisi siswa
4.       Kondisi lingkungan siswa
5.       Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
6.       Upaya guru dalam membelajarkan siswa
2.       Variabel Kedisiplinan Siswa
Menurut Davis dalam Hendriyani mengemukakan disiplin adalah sebagai pengawasan terhadap diri pribadi untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah disetujui atau diterima sebagai tanggung jawab.
Indikator-indikator disiplin belajar selama usia sekolah menurut Semiawan dalam Khairah, meliputi:
1.        Disiplin dalam waktu.
2.        Disiplin dalam belajar.
3.        Disiplin dalam bertata krama.
3.        Prestasi Belajar PAI
Menurut Poerwadarminta dalam Amin, menyatakan bahwa prestasi ialah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan belajar menurut Usman, belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. Oleh karena itu dapat dikatakan mengenai prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam proses belajar yang berupa keterampilan, kecakapan dan pengetahuan.
Adapun indikator prestasi belajar siswa menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana adalah sebagai berikut:
a.        Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
b.       Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c.        Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau keteppatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Adapun mengenai prestasi belajar, dalam penelitian ini diambil dari nilai Ujian TengahSemester Ganjil (UTS) di SMA N 11 OKU, khususnya mata pelajaran PAI.


BAB II
KAJIAN TEORI
A.      Kajian Pustaka
1.    Prestasi belajar PAI
a.    Pengertian Prestasi Belajar PAI
Prestasi belajar terdiri dari dua suku kata yaitu prestasi dan belajar. Untuk memudahkan dan memahaminya, maka akan diuraikan secara satu persatu apa itu prestasi dan apa itu belajar.
Dalam Kamus Ilmiah Populer prestasi diartikan sebagai hasil yang telah dicapai. Harahap dalam Hendriyani menyatakan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan perkembangan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.
Sedangkan Poerwadarminta dalam Amin, menyatakan bahwa prestasi ialah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sementara menurut Arifin, prestasi berarti hasil usaha, atau dengan kata lain kemampuan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa prestasi adalah hasil usaha yang telah dilakukan seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan atau perbuatan.
Sedangkan mengenaipengertian belajar, menurut Witherington dalam Sukmadinata belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikansebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan. Pendapat lain dikemukakan oleh Usman yang menguraikan bahwa “belajar adalah sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya.”
Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan suatu perubahan dalam individu, yakni perubahan tingkah laku.
Jika dua kata tersebut digabungkan maka kurang lebih didapatkan pengertian yang cukup sederhana mengenai prestasi belajar, yaitu hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam proses belajar yang berupa keterampilan, kecakapan dan pengetahuan.
Adapun mengenai Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam penelitian ini adalah kumpulan mata pelajaran yang terdiri dari Aqidah Akhlak, Fiqih, Al-quran Hadits, B. Arab, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).
b.    Indikator Prestasi Belajar
Indikasi prestasi belajar adalah hasil belajar yang meliputi segenap ranah psikologi yang berubah akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Ranah psikologis itu berupa ranah cipta (kognitif), ranah rasa (afektif), dan ranah karsa (psikomotor).
Adapun indikator prestasi belajar siswa menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana adalah sebagai berikut:
1.     Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
2.     Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3.      Ranah psikomotoris, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
c.    Faktor Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal).Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut.Oleh karena itu, pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Adapun faktor-faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.         Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)
a)      Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini ialah pancaindera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau pekembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku.
b)      Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, terdiri atas:
a.       Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.
b.      Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri.
c)      Faktor kematangan fisik maupun psikis
2.         Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)
a)      Faktor sosial yang terdiri atas:
a.         Lingkungan keluarga
b.        Lingkungan sekolah
c.         Lingkungan masyarakat
d.        Lingkungan kelompok
b)      Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
c)      Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.
d)     Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.
Demikian, beberapa faktor internal dan eksternal yang berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa.
2.    Motivasi Belajar
a.       Pengertian Motivasi Belajar
Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.Whittaker dalam Amin memberikan pengertian secara umum bahwa motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi semangat atau dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku, mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut. Sementara Donald dalam Hamalik merumuskan"motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction", yang diartikan bahwa, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
SelanjutnyaPurwanto dalam Wardiyati mengemukakan bahwa motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa motivasi adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu.
b.      Indikator-Indikator Motivasi
Adapun indikator-indikator motivasi belajar antara lain:
1.        Cita-cita atau aspirasi siswa
2.        Kemampuan siswa
3.        Kondisi siswa
4.        Kondisi lingkungan siswa
5.        Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
6.        Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting dala belajar siswa., karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh siswa, hal ini berarti siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan tekun dalam belajar dan terus belajar secara kontinyu tanpa mengenal putus asa serta dapat mengesampingkan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar.
c.       Macam-Macam Motivasi Belajar
Terdapat dua macam motivasi menurut Djamarah dalam Arini, yaitu:
1.        Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
a)        Adanya kebutuhan
b)        Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
c)        Adanya cita-cita atau aspirasi.
Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi siswa karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain.
2.        Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik.Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidaksecara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajinbelajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya,pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orangtua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsikyang dapat mendorong siswa untuk belajar.
Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dantidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karenakemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan jugamungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar adayang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalammelakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsikmaupun ekstrinsik sangat diperlukan.Dengan motivasi, siswa dapatmengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan danmemelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar.
d.      Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar
Menurut Sardiman dalam Wardiyati, ada beberapa bentuk dan cara untukmenumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberapa bentukdan cara motivasi tersebut diantaranya :
1)        Memberi angka
2)        Hadiah
3)        Saingan/kompetisi
4)        Memberi ulangan
5)        Mengetahui hasil
6)        Pujian
7)        Hukuman
8)        Hasrat untuk belajar
9)        Minat
10)    Tujuan yang diakui.
Demikian tentang upaya dalam menumbuhkan motivasibelajar siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru agar berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dandiarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagikehidupan siswa.
3.    Kedisiplinan Siswa
a.       Pengertian Kedisiplinan Siswa
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang mendapat awalan ke- dan akhiran –an. Dalam kamus Ilmiah Populer disiplin mempunyai arti tata tertib, ketaatan pada peraturan. Sedangkan Davisdalam Hendriyani mengemukakan bahwa disiplin diartikan sebagai pengawasan terhadap diri pribadi untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah disetujui atau diterima sebagai tanggung jawab.
Sementara menurut Arikunto dalam Rahman, disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pegendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan.Andrews dalam Dewi berpendapat bahwa "Discipline is a form of life training that, once experienced and when practiced, develops an individual's ability to control themselves".(Disiplin adalah suatu bentuk latihan kehidupan, suatu pengalaman yang telah dilalui dan dilakukan, mengembangkan kemampuan seseorang untuk mawas diri).
Berdasarkan paparan dari beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan siswa pada dasarnya merupakan pengontrol, pengawas, pembimbing, danpengendali terhadap perilaku siswa untuk mencapai suatu tindakan yang lebih efektif dansesuai dengan peraturan yang telah disetujui atau diterima sebagai tanggung jawab yang bertujuan untuk mawas diri.
b.      Indikator-Indikator Disiplin Belajar Siswa
Indikator-indikator disiplin belajar selama usia sekolah menurut Semiawan dalam Khairah meliputi:
1.        Disiplin dalam waktu.
Kedisiplinan dalam hal ini berarti siswa harus belajar untuk terbiasa dalam mengatur waktu dalam kehidupan sehari-hari.Pengaturan waktu ini menurut Semiawan dalam Khairah bisa bermula dari perbuatan kecil seperti tepat waktu berangkat ke sekolah dan tepat waktu dalam belajar.
2.        Disiplin dalam belajar.
Siswa yang mempunyai kedisiplinan dalam belajar adalah siswa yang mempunyai jadwal serta motivasi belajar di sekolah dan di rumah, seperti dalam mengerjakan tugas dari guru dan membaca pelajaran.Dalam hal ini motivasi belajar ketika siswa berada di rumah seyogyanya orang tua dapat mengadakan lingkungan yang karya simulasi mental dan intelektual dengan mengusahakan suasana dan sarana belajar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara spontan dapat memperhatikan dan menyatakan diri terhadap berbagai kejadian di dalam lingkungannya.
3.        Disiplin dalam bertata krama.
Adapun maksud dari disiplin dalam bertata krama adalah kedisiplinan yang berkaitan dengan sopan santun, akhlak atau etika siswa, baik kepada guru, teman dan lingkungan.
Oleh karena itu untuk mengukur atau mengetahui sejauh mana tingkat kedisiplinan siswa dapat dilihat dari kebiasaan siswa berdisiplin dalam tiga hal, yaitu disiplin dalam waktu, disiplin dalam belajar dan disiplin dalam bertata krama. Jika ketiga disiplin tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka perilaku individu/kelompok akan lebih serasi, selaras dan seimbang dengan tuntutan ketentuan yang berlaku sehingga dapat menunjang terwujudnya kualitas hidup yang lebih bermakna.
c.       Tujuan Disiplin
Menurut Schaeferdalam Hendriyani, tujuan disiplin ada dua macam yaitu:
1.       Tujuan jangka pendek adalah membuat anak-anak terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas atau yang masih asing bagi mereka.
2.        Tujuan jangka panjang, perkembangan pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri, yaitu dalam hal mana anak dapat mengarahkan diri sendiri, tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar.
d.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan
Ada dua faktor yangdapat mempengaruhi terbentuknya suatu kedisiplinan dalam diri seseorang yaitu:
1.      Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan, faktor-faktor tersebut meliputi:
a)        Faktor pembawaan
Menurut aliran nativisme bahwa nasib anak itu sebagian besar berpusat pada pembawaannya sedangkan pengaruh lingkungan hidupnya sedikit saja.Baik buruknya perkembangan anak sepenuhnya bergantung pada pembawaannya.Pendapat itu menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan orang bersikap disiplin adalah pembawaan yang merupakan warisan dari keturunannya.
b)        Faktor kesadaran
Kasadaran adalah hati yang telah terbuka atas pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakan. Disiplin akan lebih mudah ditegakkan bilamana timbul dari kesadaran setiap insan, untuk selalu mau bertindak taat, patuh, tertib, teratur  bukan karena ada tekanan atau paksaan dari luar. Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan jika seseorang memiliki kesadaran atau pikirannya telah terbuka untuk melaksanakan disiplin maka ia pun akan melakukan.
c)        Faktor minat dan motivasi
Minat adalah suatu perangkat manfaat yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan-perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut, dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.Sedangkan motivasi adalah suatu dorongan atau kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam berdisiplin minat dan motivasi sangat berpengaruh untuk meningkatkan keinginan yang ada dalam diri seseorang. Jika minat dan motivasi seseorang dalam berdisiplin sangat kuat maka dengan sendirinya ia akan berperilaku disiplin tanpa menunggu dorongan dari luar.
d)       Faktor pengaruh pola pikir
Ahli ilmu jiwa menetapkan bahwa pikiran itu tentu mendahului perbuatan, maka perbuatan berkehendak itu dapat dilakukan setelah pikirannya.Pola pikir yang telah ada terlebih dahulu sebelum tertuang dalam perbuatan sangat berpengaruh dalam melakukan suatu kehendak atau keinginan. Jika orang mulai berpikir akan pentingnya disiplin maka ia akan melakukannya.
2.      Faktor ekstern, yaitu faktor yang berada di luar diri orang yang bersangkutan, faktor ini meliputi:
a.       Contoh atau teladan
Teladan adalah contoh perbuatan dan tindakan sehari-hari dari seseorang yang ebrpengaruh. Dalam Al-Quran Allah juga telah memberikan gambaran tentang suri tauladan yang patut kita ikuti sebagaimana yang tercantum dalam surat Al-Ahzab ayat 21.
b.      Nasihat
Menasihati berarti memberi saran-saran percobaan untuk memecahkan suatu masalah berdasarkan keahlian atau pandangan yang objektif. Memberi nasihat yang baik akan menjadikan seorang anak untuk berbuat yang lebih teratur dari perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian seorang anak akan melath dirinya untuk berdisiplin sesuai dengan nasihat yang sudah diterimanya.
c.       Latihan
Melatih berarti memberi anak-anak pelajaran khusus atau bimbingan untuk mempersiapkan mereka menghadapi kejadian atau masalah-masalah yang akan datang. Latihan melakukan sesuatu dengan disiplin yang baik dapat dilakukan sejak kecil sehingga lama kelamaan akan terbiasa melaksanakannya, jadi dalam hal ini sikap disiplin yang ada pada seseorang selain berasal dari pembawaan bisa dikembangkan melalui latihan.


d.      Lingkungan
Lingkungan merupakan sesuatu yang mengelilingi individu di dalam hidupnya, baik dalam bentuk lingkungan fisik seperti orang tua, rumah, kawan bermain, dan masyarakat sekitar maupun dalam bentuk lingkungan psikologis seperti perasaan-perasaan yang dialami, cita-cita, persoalan-persoalan yang dihadapi dan sebagainya.
e.       Pengaruh kelompok
Pembawaan dari latihan memang sangat berpengaruh dalam kedisiplinan, perubahan dari lahir yang ditunjang latihan bisa dikembangkan jika terpengaruh oleh suatu kelompok yang berdisiplin, tapi pembawaan yang baik ditunjang dengan latihan yang baik bisa jadi tidak baik jika terpengaruh oleh suatu kelompok yang tidak baik demikian juga sebaliknya.
Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kelompok lebih kuat dibanding yang lain karena tidak dapat disangkal bahwa manusia sebagai makhluk sosial dan bersosialisasi merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari.

B.     Hasil Penelitian yang Relevan
1.      Penelitian tentang motivasi
Hasil penelitian tentang hubungan antara motivasidengan prestasi belajar bidang studi PAI pernah dilakukan oleh Agustin Wardiyati, penelitian tersebut dilakukan pada siswa kelas II di SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang.Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa ada korelasi yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa dalam mempelajari bidang studi Pendidikan Agama Islam sekalipun tingkat korelasinya tergolong lemah atau rendah.
Penelitian lain mengenai hubungan antara motivasi belajar dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas II di sekolah menengah pertama (SMP) Wahid Hasyim Malang pernah dilakukan oleh Anshori Amin. Hasilnya bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2.      Penelitian tentang kedisiplinan siswa
Penelitian yang dilakukan oleh Nani Hendriyanitentang pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang, memberikan kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan siswa (variabel X) dengan prestasi belajar pendidikan Agama islam (variabel Y), oleh karena itu Ho ditolak dan Ha diterima.
Penelitian lain mengenai pengaruh kedisiplinan terhadap tingkat hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Arjasa Kangenan Sumenep pernah dilakukan oleh Sri Wati Dewi. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara disiplin (variabel X) dengan prestasi hasil belajar (variabel Y). Ini terbukti dari hasil perhitungan Koefisien Kontigensi (KK)=0,222 dan perhitingan Chi Kuadrat yang di uji pula signifikasinya dengan menentukan harga kritik 5% maka diperoleh X2 hit < X2 tabel/kritik yaitu= 4,1448 < 9,49. berarti hipotesis nol (Ho)diterima.


BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Rancangan Penelitian
Rancangan (desain) adalah suatu proses agar kondisi suatu hal dapat dikendalikan, karena itu desain merupakan proses untuk mengambil keputusan sebelum sesuatu pekerjaan tiba waktunya untuk dilaksanakan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode survey dan teknik korelasional.Variabel terikat adalah Y dan variabel bebasnya adalah X1 dan X2. Kontelasi penelitiannya adalah sebagaimana gambar berikut:
Gambar 3.1 kontelasi penelitian
X1

Y

X2

Keterangan :
X1     : Motivasi belajar
X2     : kedisiplinan siswa
Y       : Prestasi belajar

B.     Sumber dan Jenis Data Penelitian
Untuk memperoleh data yang akurat dan jelas, peneliti melakukan pengamatan di lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang valid. Adapun sumber dan jenis data ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.      Sumber data penelitian
a.       Sumber data primer
Sumber data primer ini merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Mengenai variabel motivasi belajar dan kedisiplinan siswa diperoleh dengan cara mengedarkan angket.
b.      Sumber data skunder
Sumber data skunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data ini diperoleh dari pihak lain dan tidak langsung diperoleh dari subjek penelitiannya, data skunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data lapangan yang tersedia.Sumber data skunder dalam penelitian ini diperoleh dari wali kelas masing-masing dalam bentuk nilai UTS (Ujian Tengah Semester Ganjil) di SMA N 11 OKU.
2.      Jenis data penelitian
Dalam penelitian ini ada dua jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
a.       Data kuantitatif
Data kuantitatif yaitu data yang dapat dihitung langsung yang berupa angka-angka hasil perhitungan skor item data yang diperoleh dari angket yang terkait dengan motivasi belajar dan kedisiplinan siswa.
b.      Data kualitatif
Data kualitatif yaitu data yang tidak dapat dihitung secara langsung yang diperoleh dari hasil angket.Mengingat analisis data dalam penelitian ini menggunakan peritungan analisis statistik maka data kualitatif ini dikualifikasi dengan memberi simbol atau angka-angka sesuai dengan yang ditetapkan peneliti.

C.    Populasi dan Sampel Penelitian
1.      Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Lebih lanjut, Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjek tidak terlalu banyak.
Populasi dalam penelitian ini adalah semuasiswa di SMA N 11 OKU tahun pelajaran 2018-2019yang terbagi kedalam 6 (enam) kelas yang dikira-kirakan berjumlah 155 siswa. Untuk lebih jelasnya penulis jabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2
Jumlah Populasi
No
Kelas
jumlah
1
Xa
27
2
Xb
27
3
Xi ipa
26
4
Xi ips
24
5
Xii ipa
22
6
Xii ips
29

total
155
2.      Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Dinamakan penelitian sampel apabila bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalahProbability Sampling dengan jenis Stratified Random Sampling. Probability Sampling adalah metode pengambilan sampel yang didasarkan pada teori probabilitas, dimana semua unit dalam populasi memiliki kemungkinan atau peluang atau kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel dan besarnya kemungkinan atau peluang dapat dihitung. Sedangkan yang dimaksud dengan Stratified Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel secara acak dari suatu anggota populasi yang bertingkat/berstratum secara proporsional, jika anggota populasinya heterogen atau terdiri atas kelompok-kelompok yang bertingkat. Adapun penentuan sampel penelitian menggunakan rumus Taro Yamane.
Dimana:      n   = jumlah sampel
   N  = jumlah populasi
d2 = presisi yang ditetapkan (tingkat kesalahan)
Jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan rumus tersebut yaitu: 
 =  = 60.78       61 (dibulatkan)
Selanjutnya, untuk mencari sampel berstratanya memakai rumus alokasi proporsional yaitu:
Dari rumus di atas diperoleh jumlah sampel menurut masing-masing strata sebagai berikut:   
Kelas XA           :27 : 155 x 61 = 10.6       11 orang
Kelas XB           :27 : 155 x 61 = 10.6       11 orang
Kelas XI IPA    :26 : 155 x 61 = 10.2       10 orang
Kelas XI IPS    :24 : 155 x 61 =   9.4         9 orang
Kelas XII IPA  : 22 : 155 x 61 =   8.69 orang
Kelas XII IPS  : 29 : 155 x 61 = 11.4       11 orang +
                                                           61 orang

D.    Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Pada penelitian ini, instrumen penelitiannya menggunakan angket.Angket yang disusun berupa angket tertutup, angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan disertai dengan jawabannya.Pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam angket sudah memuat semua variabel.Dalam penelitian ini instrumen yang dipilih oleh peneliti adalah angket dan dokumentasi.
1.      Angket
Instrumen untuk metode angket adalah blangko angket.Angket ini diberikan kepada siswa (responden) untuk dijawabnya.Angket ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai motivasi belajar dan kedisiplinan siswa yang berupa data kualitatif. Data ini kemudian diubah menjadi data kuantitatif berupa angka-angka yaitu dengan cara memberi skor. Penskoran untuk variabel X1 dan X2 menggunakanskala likert dalam bentuk pilihan ganda dengan alternative yang berbeda. Skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dimanauntuk variabel motivasi belajar (X1), penulis menggunakan empat alternatif jawaban pada pernyataan positif dan negatif seperti tabeldi bawah ini:
Tabel 3.3
Skor item variabel motivasi belajar
Positif
Negatif
jawaban
skor
jawaban
Skor
Sangat baik
4
1
Sanat baik
Baik
3
2
Baik
Kurang baik
2
3
Kurang baik
Tidak baik
1
4
Tidak baik
Sedangkan untuk variabel kedisiplinan siswa(X2), penulis menggunakan empat altenatif jawaban pada pernyataan positif dan negatif seperti tabel di bawah ini:
Tabel 3.4
Skor item variabel kedisiplinan siswa
positif
Negatif
jawaban
skor
jawaban
Skor
Selalu
4
Tidak pernah
1
Sering
3
Jarang
2
Jarang
2
Sering
3
Tidak pernah
1
selalu
4
Sementara untuk mempermudah dalam pembuatan angket, maka penulis membuat kisi-kisi instrument pedoman angket sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen pedoman angket
No
Variabel
Dimensi variabel
Indikator
Item
No. Item positif
No. Item negatif
1
Motivasi Belajar(X1)
1.      Motivasi intrinsik





2.      Motivasi ekstrinsik
1.      Keinginan untuk belajar
2.      Senang mengikuti pelajaran
3.      Menyelesaikan tugas
4.      Mengembangkan bakat
5.      Meningkatkan pengetahuan
1.      Ingin mendapat perhatian
2.      Ingin mendapat pujian
3.      Ingin mendapat hadiah/penghargaan dari guru atau sekolah
1, 2
4

7
9
12, 13,

16, 17

18, 21
19, 24
3
5, 6

8
10, 11
14, 15

20

22, 23
25
2
Kedisiplinan siswa (X2)
1.      Disiplin dalam waktu


2.      Disiplin dalam belajar









3.      Disiplin dan bertata karma
1.      Masuk dan keluar kelas tepat waktu
2.      Belajar tepat waktu
3.      Mengerjakan PR tepat waktu
1.      Membawa perlengkapan belajar ke sekolah sesuai dengan jadwal pelajaran
2.      Mengikuti bimbingan belajar yang diberikan guru
3.      Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan di sekolah
4.      Menyimak materi yang disampaikan guru
1.      Mengucapkan salam/sopan santun kepada guru
2.      Membantu teman ketika dalam kesulitan belajar
3.      Menjaga kebersihan lingkungan sekolah
4.      Menjalankan dan menjaga peraturan sekolah
1, 2

4
8

7



10


11


14

15, 16


23, 24


20

21
3

5
6

13



9


12


22




17


19

18, 25
3
Prestasi belajar PAI
Nilai UTS
Nilai UTS (Ujian Tengah Semester Ganjil) untuk mata pelajaran yang mencakup PAI



2.      Dokumentasi, instrumen untuk metode dokumentasi adalah indeks prestasi nilai UTS (Ujian Tengah Semester Ganjil) untuk semua siswa di SMA N 11 OKU.
3.      Uji coba instrument
Suatu instrument yang baik adalah yang memenuhi kriteria valid dan reliabel.Oleh karena itu perlu diadakannya uji validitas dan uji reliabilitas instrument.
a.       Uji Validitas
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana suatu alat ukur telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian dilakukan dengan mengkorelasikan skor pada masing-masing item dengan skor totalnya. Perhitungan validitas dari sebuah instrument dapat menggunakan rumus Korelasi Product Moment atau yang dikenal dengan korelasi Pearson dengan rumus:
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
N = jumlah subyek
Ʃx= jumlah skor X
Ʃy= jumlah skor Y
Ʃxy= jumlah hasil kali perkalian antara skor X dan skorY
Sedangkan dalam penelitian ini penulis menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows untuk menguji validitas suatu instrumen.Dimana suatu instrument yang diuji dikatakan valid jika koefisien r hitung ≥ r tabel dan jika koefisien r hitung < r tabel maka butir atau variabel tersebut tidak valid.
b.      Uji Reliabilitas
Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability.Pengukuran yang memiliki reliabilitis tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel.Ide pokok dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu:
Keterangan:
ri         : reliabilitas instrumen
k          : mean kuadrat antara subyek
ƩSt2      : ragan skor butir pertanyaan ke-1
St2         :varian total
Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas instrument angket, penulis menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Menurut Sekaran dalam Azhar suatu instumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,7 dan jika nilai Conbach Alpha < 0,7 maka tidak reliable.

E.     Teknik Pengumpulan Data
Agar dalam penelitian diperoleh data yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan, maka peneliti menulis beberapa teknik dalam pengumpulan data yang relevan dengan permasalahan yang ada. Adapun teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.      Teknik angket
Teknik angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Teknik ini digunakan untuk mencari data tentang motivasi belajar dan kedisiplinan siswa.Adapun yang menjadi responden adalah siswa SMA N 11 OKU.
Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket terstruktur karena berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan sejumlah jawaban yang terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan, sehingga angket ini sering disebut juga dengan angket tertutup.
2.      Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
Teknik ini dilakukan dengan mengunjungi sekolah yang diteliti untuk menelaahnilai Ujian TengahSemester Ganjil (UTS) sebagai data penilaian.

F.     Teknik Analisis Data
1.      Uji Prasyarat
Untuk uji prasyarat, peneliti memilih uji normalitas dan uji linearitas. Sebagaimana keterangan dibawah ini:
a.       Uji Normalitas
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data.Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows.
Untuk menentukan normal tidaknya distribusi data, peneliti menggunakanuji Kolmogrov-Smirnov dan Shapiro-Wilk atau dengan melihat grafik QQ Plots.Uji Shapiro-Wilk digunakan jika responden kurang dari 50 orang.
Ketentuan pengujian jika nilai Sig. Uji Kolmogorov-Smirnov > 0,05, maka data berdistribusi normal.  Dan jika nilai Sig. Uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
b.      Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari responden sesuai dengan garis linear atau tidak (apakah hubungan antara variabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak).
Sementara untuk menguji linearitas, peneliti menggunakan bantuan program SPSS dengan test for linearity dengan taraf signifikansi 5 %, dengan keputusan jika nilai Sig. pada Deviation from Lenearity > 0,05 maka hubungan antar variabel adalah linear. Dan jika nilai Sig. pada Deviation from Linearity < 0,05 maka hubungan antar variabel adalah tidak linear.
2.      Analisis Data/Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis-hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi.Ada tiga hipotesis dalam penelitian ini yang menggunakan teknik analisis regresi linear.Untuk hipotesis pertama yang menyatakan adanya pengaruh motivasi belajar antara prestasi belajar siswa dan juga hipotesis yang kedua yang menyatakan adanya pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar, penulis menggunakan perhitungan regresi linear sederhana. Adapun rumusnya yaitu:
Y = a + bX

Dimana:   Y    = variabel terikat
                 a     = konstanta
                 b     = koefisien regresi untuk variabel X
Sedangkan untuk hipotesis ketiga yang menyatakan adanya pengaruh motivasi belajar (X1) dan kedisiplinan siswa (X2) terhadap prestasi belajar (Y), penulis akan menggunakan perhitungan regresi linear ganda. Adapun rumusnya yaitu:
Y = a + b1X1 + b2X2

Sementara untuk menguji hipotesis-hipotesis tersebut, penulis menggunakan teknik regresi linier sederhana maupun ganda melalui bantuan program SPSS 16.0 for windows..


DAFTAR PUSTAKA

Amin, Anshori. 2008. Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas II Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Wahid Hasyim Malang.Jurnal Penelitian. (9): 19.

Arifin, Zaenal. 1998. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Karya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi., Cet ke -14,Jakarta: PT Rineka Cipta

Arini, Ni Kadek Sukiati. 2008. Pengaruh Tingkat Intelegensi Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Akademik Siswa Kelas II Sma Negeri 99 Jakarta. Jurnal Penelitian. (8): 7.

Azhar, Imam. 2012. Metodologi Penelitian &Analisis Data. Yogyakarta: Insyira

Azwar, Saifuddin. 2012. Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dewi, Sri Wati. 2008. Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Tingkat Hasil Belajar Siswa Di SMA Negeri 1 Arjasa Kangenan Sumenep. Jurnal Penelitian. (8): 15.

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hendriyani, Nani. 2011. Pengaruh Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang.Jurnal Penelitian. (6): 20.

Kartika, Endang. 2012. Korelasi Tingkat Kedisiplinan Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IVSDN 101/I MARO SEBO ULU.Jurnal Penelitian, (1): 2.

Khairah, Mahliyatul. 2010. Pengaruh Disiplin Kerja Guru Terhadap Disiplin Belajar Siswa Di SMP Tadika Pertiwi Cinere Depok.Jurnal Penelitian (3): 22.

Partanto, Pius A. et.al. 2001. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: ARKOLA

Rahman, Avif Roy. 2012. Pengaruh Motivasi, Lingkungan Dan Disiplin Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Jurusan Teknik Audio Video SMK Negeri 3 Yogyakarta. Jurnal Penelitian. (2): 5.

Sabri, M. Alisuf. 2001. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan.Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Syamsiyah, Nur. 2010. Pengaruh Kedisiplinan Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pendidikan Agama Islam Di SMP PGRI 1 Ciputat.Jurnal Penelitian. (12): 17-18.

Usman, Moh. Uzer. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Usman, Moh. Uzer dan Setiawati, Lilik. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Wardiyati, Agustin. 2006. Hubungan Antara Motivasi Dengan Prestasi Belajar Bidang Pendidikan Agama Islam.Jurnal Penelitian.(9): 10.